News Sinjai Utara — Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sinjai sejak Senin malam (18/8/2025) menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah wilayah. Akibatnya, ratusan warga terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Sungai Meluap dan Longsor Putuskan Akses Jalan
Baca Juga : Koperasi Terbaik di Selayar Beri Beasiswa Kepada 30 Anak Anggotanya
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sinjai, curah hujan tinggi membuat beberapa sungai meluap, di antaranya Sungai Tangka dan Sungai Biringere. Debit air yang meningkat pesat merendam pemukiman warga, jalan utama, serta lahan pertanian.
“Ketinggian air mencapai 50 sentimeter hingga satu meter di beberapa titik. Kami sudah mengevakuasi warga ke posko darurat yang tersebar di sejumlah kecamatan,” ujar Kepala BPBD Sinjai, Arman Tahir, Selasa (19/8/2025).
Selain banjir, tanah longsor juga terjadi di kawasan perbukitan Sinjai Barat dan Sinjai Borong. Material longsor menutup akses jalan antar kecamatan, membuat distribusi bantuan sedikit terhambat.
Ratusan Warga Mengungsi
BPBD mencatat lebih dari 350 warga terdampak langsung dan harus mengungsi ke posko sementara, seperti masjid, sekolah, dan kantor desa. Mereka membutuhkan bantuan mendesak berupa makanan siap saji, air bersih, selimut, serta obat-obatan.
Salah satu warga Sinjai Utara, Hasna (42), mengaku kaget karena air tiba-tiba masuk ke rumahnya sekitar tengah malam. “Kami hanya sempat menyelamatkan pakaian dan beberapa dokumen penting. Semua barang lain terendam,” katanya.
Pemerintah Tetapkan Status Siaga Darurat
Pemerintah Kabupaten Sinjai segera menetapkan status siaga darurat bencana. Bupati Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa, menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan BNPB untuk percepatan bantuan.
“Keselamatan warga adalah prioritas utama. Kami meminta masyarakat tetap waspada karena prakiraan cuaca menunjukkan potensi hujan deras masih tinggi beberapa hari ke depan,” tegasnya.
Dampak Ekonomi dan Infrastruktur
Selain merendam rumah warga, banjir juga merusak infrastruktur publik. Sejumlah jalan utama terputus, jembatan rusak, serta lahan pertanian yang luas terendam banjir. Diperkirakan ratusan hektare sawah dan kebun jagung berpotensi gagal panen, sehingga dikhawatirkan memengaruhi pasokan pangan lokal.
Aktivitas ekonomi warga pun lumpuh. Pasar tradisional yang biasanya ramai kini sepi karena akses jalan terhambat material longsor.
Harapan dan Solidaritas Warga
Meski dalam kondisi sulit, warga berharap agar bantuan logistik segera tersalurkan dan jalur transportasi yang terputus segera diperbaiki. Mereka juga meminta perhatian pemerintah untuk solusi jangka panjang, seperti normalisasi sungai, pembangunan tanggul, serta penghijauan wilayah perbukitan guna mengurangi risiko bencana.
“Kami berharap ada langkah nyata agar setiap musim hujan tidak selalu dihantui banjir dan longsor,” ucap Daeng Ngemba (55), warga Sinjai Barat.